Vincent Ricardo (柯仙森)
@vincentrcrd
A jurist, a partner, and a strategist of @remediaconsults
My latest op-ed with @gvnchrsty in @jakpost yesterday, about the ongoing erudition of democratic principles in the name of maintaining politeness in public discourse.

Kenapa cuma sistem hukum Mas, ga semua sekalian: sistem pemerintahan, politik, ekonomi? Pemisahan kekuasaan (eksekutif, yudikatif, legislatif), demokrasi, property right, semua kan juga adopsi dr "Barat"? Calon2 fasis senang sekali kalau para intelektual pingin mencari yg serba…
Saatnya Kembangkan Sistem Hukum Indonesia yang Otentik—bukan sekedar transplantasi sistem hukum asing. Kasus Tom Lembong mencerminkan inkonsistensi dalam konstruksi mens rea dalam putusan pengadilan—dan ini bukan yang pertama. Dalam sebuah studi terhadap 150 kasus (2020–2023),…
I think we all need to be like Deng Xiaoping: “I don’t care if the cat is black or white, so long as it catches mice” Yes, we need to reconstruct and reform our law, not for the sake of authenticity, but for greater purposes.👌🏻
To me, yg penting bukan mencari yg otentik krn pencarian apapun yg 'truly Indonesian' selalu rawan disalahgunakan. Yg penting sptnya adalah merekonstruksi sistem hukum, termasuk pendidikan hukum yg serving public interests not elites, & hukum yg berpihak pd mrk yg termarjinalkan.
Yes, lingkaran setan seperti ini harus diputus walau tentu level yang paling tinggi adalah: biar kita pernah jadi korban sekalipun, kita justru fight supaya orang lain ga mengalami hal yang sama!
setuju banget mas! @PramOctavy sepengalamanku waktu dulu orientasi organisasi sekolah itu malah jadi ajang balas dendam turun-temurun. alih-alih “memperkuat mental biar ga lembek or blablabla” malah justru membuat mental kita down, alias menormalisasi kekerasan😂
Kenapa ya masih ada anggapan kalau pakar itu ga ngapa-ngapain dan ga peduli. Udah bejibun buku pengantar filsafat yang ditulis, acara publik yang dijalanin. Ujungnya masyarakat lebih peduli dan dengerin Youtuber yang keahlian dan kredibilitasnya belum terbukti. Apa ga…
Yg pakar tidak terdengar gaungnya dalam mengajak orang awam untuk mengenal filsafat. Giliran ada yg memulai walau bukan pakar, dibilang matinya kepakaran. Ya inilah sejatinya matinya kepakaran. Pakar berkutat dengan dunianya sendiri, meninggalkan kami kaum awam.
Yes. Ini kenapa tingkat pengangguran terbuka bisa tetap turun/tidak naik bahkan ketika PHK sedang tinggi-tingginya. Karena yg di-PHK banyak yg beralih ke pekerjaan serabutan (misal: ojol, pekerja harian lepas) demi mendapat penghasilan. Makanya sektor informal kita membesar.
Ketika orang kehilangan pekerjaan formal, mereka beralih ke pekerjaan informal untuk mencari nafkah. Mereka tidak akan menjadi pengangguran, karena mereka perlu mengambil pekerjaan apa pun untuk bertahan hidup. Mereka tidak mampu terus-menerus menganggur.
Niatnya ngabarin @vincentrcrd kalau hari ini aku trekking padahal lagi hujan + musim dingin, tanggapannya malah “kok kamu mirip tukang villa”.
akhirnya nanti dibebaskan untuk semua? dg kata lain TKDN berakhir?
Potensi Indonesia Digugat Investor Jika Bebaskan TKDN AS tirto.id/potensi-indone…
we passed 3 years mark of invasion of Ukraine, 2 years mark for Sudanese civil war, and will soon cross the 2 years mark of annihilation of Gaza I don't even think we deserve mercy on our souls at this point
Angka kemiskinan menurun. Angka kebohongan meningkat.
Data Terbaru BPS: Angka Kemiskinan dan Pengangguran Turun cnnindonesia.com/ekonomi/202507…
Madness
we passed 3 years mark of invasion of Ukraine, 2 years mark for Sudanese civil war, and will soon cross the 2 years mark of annihilation of Gaza I don't even think we deserve mercy on our souls at this point
Sepakat dgn masalah2 struktural yg disampaikan, tp ajakan utk mencari yg "otentik" harus ditanggapi dgn penuh kehati2an. Knp? krn bisa jd jalan utk melanggengkan ide2 indigeneity/nilai lokal yg justru jd alat kekuasaan. Itu yg dilakukan Orba dgn Pancasila & dampaknya sampai skg.
Saatnya Kembangkan Sistem Hukum Indonesia yang Otentik—bukan sekedar transplantasi sistem hukum asing. Kasus Tom Lembong mencerminkan inkonsistensi dalam konstruksi mens rea dalam putusan pengadilan—dan ini bukan yang pertama. Dalam sebuah studi terhadap 150 kasus (2020–2023),…
For me, this is just another twisted version of ad naturam. And what's authentic/natural does not necessarily mean what's good/beneficial for the public. What we need is epistemic interdependence, not independence since we won't be able to find the "authentic" one since there…
Sistem hukum yang otentik adalah sistem yang selaras dengan identitas kultural dan historis masyarakatnya. Ketika hukum mencerminkan pengalaman hidup dan nilai-nilai leluhur suatu bangsa, hukum menjadi lebih mudah dipahami, lebih sah secara sosial, dan pada akhirnya lebih…
Have you ever read so many new laws that have been formulated and enacted in the name of "decolonization" ended up with colonizing us even further by neglecting individual freedoms? Take a look at the new criminal code, and the bill on the code of criminal procedure. Once again,…
Pernyataan seperti “risikonya tinggi dan benefitnya hampir 0” adalah contoh gejala akut pascakolonial diruang akademik: epistemic dependence pada kerangka pikir luar seolah satu-satunya yang sahih. Gagasan membangun filosofi hukum otentik bukan soal exceptionalism kosong, tapi…
Yang disampaikan oleh @bagus_muljadi tentang memformulasikan hukum yg otentik dengan semangat "Indonesian exceptionalism" sebenarnya sudah sering dipropose, dan juga dibantah banyak legal scholar karena risikonya tinggi dan benefitnya hampir 0. We actually don't need that at…
Sepakat dgn masalah2 struktural yg disampaikan, tp ajakan utk mencari yg "otentik" harus ditanggapi dgn penuh kehati2an. Knp? krn bisa jd jalan utk melanggengkan ide2 indigeneity/nilai lokal yg justru jd alat kekuasaan. Itu yg dilakukan Orba dgn Pancasila & dampaknya sampai skg.
Pancasila yang bukan kapitalis dan bukan sosialis/komunis. Pancasila yang bukan sekuler dan bukan agamis. Pancasila yang bukan civil law dan bukan common law. Kesimpulannya: Pancasila yang bukan-bukan ini lah yang menjadi sumber dari segala sumber hukum. Kalau makai bahasa…
Gmn gak otentik, sumber dari segala sumber hukum itu Pancasila!
Surprisingly, sistem hukum Indonesia itu sudah sangat otentik. Kenapa otentik? Kita bukan civil law, dan juga bukan common law. Our legal system is uncivil and uncommon law sangkin berantakannya. Sangat mengerti bung @bagus_muljadi mungkin frustasi dengan kondisi hukum saat…
Saatnya Kembangkan Sistem Hukum Indonesia yang Otentik—bukan sekedar transplantasi sistem hukum asing. Kasus Tom Lembong mencerminkan inkonsistensi dalam konstruksi mens rea dalam putusan pengadilan—dan ini bukan yang pertama. Dalam sebuah studi terhadap 150 kasus (2020–2023),…
Got 2 interesting book recommendations from @SherlockGantan early today. These are gold. Thanks, Pak!🍻
The problem is @bagus_muljadi doesn't know what he doesn't know. Semakin komentar semakin misled the public without him knowing. Sebenernya wajar aja kalau salah, ahli hukum aja banyak yg kebolak-balik kalau legal positivism ≠ legal formalism/textualism. Tapi dari kemarin tiap…
aduh Bang, dari kemarin gue lihat yang refute pandangan lu udah banyak yang tepat loh (@vincentrcrd, @rbpermana, @PramOctavy etc). kalo boleh saran dari daku ya, coba dibaca dulu aja referensi yang udah dikasih Bang. kalo kayak begini kesannya lu ngga gitu terbuka atas koreksi.